Titik Tersulit BBM Satu Harga dan OVOO

45

KENDARIEKSPRES.COM – BBM Satu Harga telah menjangkau hingga ke pulau paling ujung Sulawesi yaitu Pulau Miangas di Sulawesi Utara. BBM di pulau ini di suplai dari terminal BBM Bitung dengan menggunakan kapal tengker dengan jarak tempuh kurang lebih 8 hari untuk cuaca normal dan 13 hari saat cuaca buruk. BBM Satu Harga di Pulau ini mulai beroperasi Juli 2018 dengan konsumsi BBM per bulan sebanyak 2 kilo liter untuk premium serta 4 kilo liter untuk biosolar.

Selain Pulau Miangas, BBM Satu Harga ini telah sampai di Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara. Kecamatan dengan akses darat paling sulit di Sulawesi. Perjalanan dengan naik-turun hutan tropis, jalanannya yang berkelok menyusuri pinggir tebing dan jurang yang dalam mengakibatkan BBM harus di pindahkan kedalam drum-drum yang kemudian di angkut oleh mobil pick up serta truk double gardan. Longsor yang sering kali terjadi serta jalanan berlumpur akibat hujan menunda waktu BBM tiba 4-6 hari. Akibat dari longsor dan jalanan berlumpur ini membuat para sopir BBM sering kali menginap di jalan dan membawa bekal yang lebih. BBM Satu Harga untuk kecamatan Seko beroperasi pada Juli 2018 dengan konsumsi BBM per bulan untuk premium sebanyak 20 kilo liter dan 20 kilo liter untuk biosolar.

Sedangkan untuk program OVOO, pada tahun 2021 terdapat salah satu target lokasi yaitu Kecamatan Pinembani yang termasuk daerah tertinggal yang masih ada di Kabupaten Donggala yang diputuskan berdasarkan Perpres No. 63 Tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020 – 2024. Lokasinya terletak sekitar 60 Km ke arah Barat Daya Kota Palu. Kondisi jalan berbatu dan tanah yang belum ada aspal sama sekali membuat waktu tempuh ke lokasi mencapai sekitar 3-4 jam apabila menggunakan kendaraan roda 4 dan 2-3 jam apabila menggunakan kendaraan roda 2. Itu dengan catatan tidak sedang hujan, apabila hujan mungkin bisa sampai 5 jam dengan mobil.

“Pertamina berkomitmen penuh untuk menjamin ketersediaan dan kelancaran distribusi di daerah-daerah 3T, sehingga diharapkan khususnya dengan adanya Program OVOO dengan adanya pangkalan di setiap desa, masyarakat lebih mudah mendapatkan LPG sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sama halnya dengan penerapan BBM Satu Harga. Sehingga harga kebutuhan pokok menjadi semakin terjangkau,” pungkas Agus. (red)

Komentar Pembaca