Sejarah Gempa Bumi Pertama di Dunia
JALURINFOSULTRA.COM– Gempa bumi adalah bencana alam geologi yang telah berlangsung sejak lama, meski studi ilmiah tentang bencana ini relatif baru. Gempa bumi paling awal diketahui terjadi pada 1177 SM.
Menurut informasi Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa pada 1177 SM tersebut terjadi di China. Hal ini diketahui dari katalog gempa China yang memberikan gambaran beberapa lusin gempa bumi besar di China selama beberapa ribu tahun berikutnya.
Gempa bumi disebut terjadi di Eropa pada awal 580 SM, tetapi menurut informasi deskriptif USGS, gempa di wilayah tersebut terjadi pada pertengahan abad ke-16.
Sementara itu, di wilayah Amerika sendiri, gempa paling awal terjadi di Meksiko pada akhir abad ke-14 dan di Peru pada tahun 1471. Laporan mengenai peristiwa gempa ini baru dipublikasikan dengan baik pada abad ke-17.
Seismograf Pertama Ditemukan di China
Alat pendeteksi gempa bumi ditemukan oleh ilmuwan China, Zhang Heng (Chang Heng), untuk pertama kalinya pada 132 M. Alat ini berbentuk guci besar dengan bagian luarnya terdapat kepala naga yang menghadap ke delapan arah utama kompas.
Di setiap kepala naga terdapat katak dengan mulut terbuka ke arah naga. Ketika gempa bumi terjadi, satu atau lebih mulut naga tersebut akan melepaskan bola ke mulut katak yang ada di bawahnya.
Arah guncangan diketahui dari naga mana yang melepaskan bolanya. Alat ini dilaporkan telah mendeteksi gempa sejauh 400 mil yang tidak terasa di lokasi seismograf. Dulunya alat ini lebih dikenal dengan seismometer atau seismoskop.
Seismometer digunakan untuk mengukur gerakan tanah akibat gelombang seismik yang memancar dari gempa bumi, letusan gunung berapi, atau ledakan dahsyat.
Melansir ZME Science, alat temuan Zhang Heng tersebut dikatakan sangat akurat dan dapat mendeteksi gempa bumi dari jauh, serta tidak bergantung pada guncangan atau pergerakan di lokasi penempatan alat.
Pengamatan Gempa Bumi Pertama di Indonesia
Menurut katalog gempa bumi yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), catatan gempa bumi signifikan dan dirasakan paling awal terjadi pada tahun 1821. Tercatat, gempa bumi berlangsung pada 25 Desember 1821 di Jawa Tengah dan dirasakan oleh Jepara wilayah VI-VII serta tidak ada tsunami.
Gempa bumi yang dirasakan selanjutnya terjadi pada 29 Desember 1828 di Sulawesi Selatan. Gempa ini terasa di Bulukumba wilayah VIII-IX. Tercatat ratusan orang meninggal dunia dan bangunan-bangunan rusak berat. Gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami.
Pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia sendiri dimulai pada 1841 oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Kemudian, pada 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut diresmikan menjadi instansi pemerintah oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun 1879, pemerintah membangun 74 stasiun jaringan penakar hujan untuk pengamatan di Jawa. Lalu, pada 1902, pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor.
Pengamatan gempa bumi baru dimulai pada 1908 dengan memasang komponen horizontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal baru dilakukan pada 1928. Demikian menurut informasi dari laman BMKG.
(kri/nwy)
Sumber : detik.com