Faktor-Faktor Timnas Indonesia Dibantai Timnas Malaysia di Kualifikasi Piala Asia U-17
JALURINFOSULTRA.COM – Timnas Indonesia U-17 gagal lolos Piala Asia U-17 2023 usai dikalahkan Malaysia di laga pamungkas kualifikasi. Berikut sederet faktor kegagalan Garuda Asia.
Skuad arahan Bima Sakti secara mengejutkan kalah 1-5 dari Malaysia pada laga pamungkas Grup B Kualifikasi Piala Asia U-17 di Stadion Pakansari, Bogor, Minggu (9/10).
Seluruh gol Malaysia tercipta di babak pertama. Masing-masing gol Harimau Malaya Muda dicetak Zainurhakimi Zain, Arami Wafiy (dua gol), Muhammad Anjasmirza, dan Afiq Danish.
Sementara satu-satunya gol balasan Indonesia diciptakan Arkhan Kaka di babak kedua, tepatnya di menit ke-90+3.
Hasil negatif ini membuat Indonesia finis sebagai runner up dan harus merelakan puncak klasemen Grup B ke tangan Malaysia.
Kekalahan 1-5 dari Malaysia juga membuat Indonesia gagal lolos ke Piala Asia U-17 tahun depan. Skuad arahan Bima Sakti kalah selisih gol dari Laos yang berada di peringkat keenam klasemen runner up terbaik.
Berikut 3 faktor kegagalan Timnas Indonesia U-17
Petaka 26 Menit
Indonesia yang semula menyandang tim favorit Grup B malah takluk dari Malaysia. Kebobolan empat gol dalam tempo 26 menit jadi petaka bagi pasukan Garuda Asia.
Sebagian besar gol tersebut terjadi karena kesalahan di lini belakang Indonesia. Empat pemain Malaysia yang berbeda berhasil mencetak gol dalam waktu 26 menit itu.
Kebobolan empat gol tersebut membuat mental pemain muda Indonesia anjlok. Apalagi Malaysia mampu menambah keunggulan mereka jadi 5-0 di akhir babak pertama.
Skuad arahan Bima Sakti pun tak mampu bangkit di babak kedua dan harus menyerah dengan skor telak 1-5 di akhir laga.
Minim Rotasi
Setelah tampil impresif di tiga laga awal, Arkhan Kaka dkk tampak kelelahan dan sulit menandingi permainan agresif Malaysia.
Pelatih Bima Sakti mengakui salah strategi dalam melakukan rotasi pemain. Para pemain utama diturunkan secara rutin sebagai starter sejak laga pertama melawan tim nonunggulan, Guam.
Indonesia memang mampu meraih kemenangan 14-0 atas Guam namun Bima Sakti tetap menurunkan sebagian besar pemain inti di laga-laga berikutnya.
Keputusan Bima Sakti yang minim melakukan rotasi di sepanjang turnamen berbuntut panjang. Para pemain Timnas U-17 tampak kelelahan meladeni Malaysia yang tampak lebih siap.
Mental Pemain Anjlok
Bima Sakti mengakui aspek mental menjadi salah satu penyebab utama kekalahan pihaknya di laga pamungkas tersebut.
“Tekanan tadi sangat tinggi, masalah mental memang harus diperbaiki dan atmosfer lawan Malaysia itu luar biasa dan berbeda. Makanya gol [Malaysia] sangat cepat dan membuat kami down lalu melakukan kesalahan yang sama,” kata Bima dalam konferensi pers.
Pelatih 46 tahun itu menyampaikan sudah melakukan analisis terhadap gaya permainan Malaysia sebelum bertanding. Ia bahkan sudah memerintahkan pemain mengawal beberapa pemain lawan yang diperkirakan bakal berbahaya.
Namun, gol cepat Malaysia sukses membuat mental para pemain Indonesia jatuh. Usaha untuk membalikkan skor di babak kedua pun gagal karena para pemain tak sanggup menanggung beban tertinggal lima gol.
Iqbal Absen, Indonesia Krisis Pemimpin
Absennya kapten Timnas U-17Iqbal Gwijangge yang mengalami cedera sedikit banyak memengaruhi permainan Timnas U-17. Para pemain pengganti memang punya kualitas setara, namun tak punya jiwa pemimpin seperti yang dimiliki Iqbal.
Lini belakang Indonesia tak solid menghadapi serangan balik Malaysia. Selain itu, tak ada pemain yang mampu mendongkrak motivasi tim setelah kebobolan dari tim lawan.
Malaysia Lebih Jeli
Kemenangan telak atas Indonesia membuktikan staf pelatih Malaysia lebih jeli. Pelatih Osmera bin Omaro juga mengaku sudah mempelajari kekuatan Indonesia sejak berhasil menjuarai Piala AFF U-16 2022.
Komposisi pemain Timnas U-17 di Kualifikasi Piala Asia U-17 memang tak jauh berbeda dengan skuad di Piala AFF U-16. Selain itu, video pertandingan Indonesia U-17 juga mudah didapat karena selalu disiarkan secara langsung.
Pelatih Malaysia lebih berani melakukan rotasi untuk menjaga kebugaran pemain. Salah satunya adalah menurunkan pemain lapis kedua meski harus berakhir imbang 1-1 melawan tim juru kunci Guam.
Akan tetapi, keputusan Osmera berbuah manis. Anak-anak Malaysia mampu tampil bugar dan berada di puncak performa saat melawan Indonesia yang berujung kemenangan telak 5-1.
(jun/sry)
Sumber : cnnindonesia.com