6 Daftar Bahan Pokok Penyumbang Terbesar Angka Kemiskinan di RI
JALURINFOSULTRA.COM – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap daftar bahan pokok penyumbang terbesar kenaikan angka kemiskinan di desa maupun kota.
Di urutan pertama, ia menyebut beras. Ia mengatakan kenaikan harga beras berpengaruh memberikan pengaruh 23,04 persen terhadap tingkat kemiskinan di desa dan 19,38 persen kota.
“Kedua, rokok kretek pengaruhnya 11 persen sampai 12 persen,” ujar Airlangga dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah Pengendalian Inflasi 2022, Rabu (14/9).
Kemudian ketiga, telur ayam ras. Komoditas itu memberikan pengaruh kemiskinan sebesar 3,49 persen di desa dan 4,12 persen di kota. Keempat, gula pasir yang memberikan pengaruh 2,53 persen terhadap kemiskinan di desa dan 1,83 persen di kota.
Kelima, daging ayam ras yang memberikan andil sebesar 3,24 persen terhadap kemiskinan di desa dan 4,63 persen di kota. Keenam, mi instan yang berkontribusi 2,32 persen terhadap kemiskinan di desa dan 2,63 persen di kota.
Dalam kesempatan yang sama, Airlangga juga memaparkan kenaikan harga yang mendongkrak inflasi di sejumlah provinsi. Adapun 10 provinsi dengan inflasi tertinggi per Agustus 2022 adalah Jambi, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, Maluku, Papua, Bali, Bangka Belitung, Aceh, Sulawesi Tengah, dan Kepulauan Riau.
Inflasi Jambi didongkrak oleh harga bahan bakar rumah tangga, beras, angkutan udara, ikan asin teri dan tarif listrik.
“Kemudian di Sumatera Barat andil inflasinya rokok kretek, beras, sabun, detergen, telur ayam,” ujar Airlangga.
Sementara inflasi Kalimantan Tengah didorong oleh biaya sekolah menengah pertama, bahan bakar rumah tangga, beras, dan semangka. Lalu inflasi Maluku didongkrak oleh kenaikan harga kangkung, cabai rawit, bahan bakar rumah tangga, dan sawi.
Maka dari itu, pemerintah mempersiapkan sejumlah langka ekstra dalam mengendalikan inflasi terutama di daerah. Pertama, memperkuat kerja sama antar daerah (KAD). Kemudian operasi pasar, melakukan perdagangan digital, dan mempercepat program tanam pangan.
Lalu, menyusun neraca komoditas pangan, memperkuat sarana dan prasarana penyimpanan produk hasil panen, dan memperkuat sinergi Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
“Ini yang diminta terus diikuti oleh tim pusat maupun daerah. Bapak presiden (Jokowi) minta ini untuk terus dimonitor seperti kita memonitor covid-19,” ujar Airlangga. (CNN)