JALURINFOSULTRA.COM, KENDARI – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) di Hotel Claro, Senin (1/7/2022)
Rakerprov ini dihadiri oleh para pengurus DPD, dewan pakar, dan pengurus DPC kabupaten/kota se-Sultra, serta perwakilan dari Dewan Pimpinan Pusat HKTI. Rakerprov yang digelar selama sehari ini akan menyusun program kerja untuk periode lima tahun ke depan, dimana di dalamnya akan menyusun Program Kerja 100 Hari.
Ketua DPD HKTI Sultra Mayor Jenderal (Purn) Andi Sumangerukka SE, MM menyampaikan optimismenya HKTI Sultra dapat mewujudkan harapan-harapan besar manakala instrumen
organisasi bekerja dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari jajaran pengurus HKTI yang diperkuat31 guru besar dan 55 doktor.
Saat memberi sambutan pada pembukaan acara tersebut, Ketua HKTI Sultra mengatakan, inti dari visi misi HKTI adalah kesejahteraan. Bagaimana mewujudkan masyarakat Sultra, khususnya petani dan nelayan menjadi sejahtera dan keluarganya bisa hidup mulia dan terhormat di republik ini.
Meskipun demikian, kata Ketua HKTI Sultra, upaya untuk mewujudkan itu tidaklah mudah. Salah satu persoalan mendasar yang dihadapi adalah kesenjangan, baik sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun akses permodalan.
Salah satu upaya mengurangi kesenjangan ini adalah upaya pemerataan. Oleh karena itu, langkah cepat yang ditempuh HKTI Sultra adalah menyusun Program Kerja 100
Hari.
Ada empat program kerja utama dalam 100 hari ke depan, yakni sertifikat tanah bagi 1000 petani. Selain sebagai kepastian hak milik, sertifikat ini juga dapat menjadi bagian dari modal
usaha.
Kedua, bantuan pupuk bagi masyarakat tani. Ini merupakan strategi untuk memberi akses kepada petani terhadap sarana produksi dengan menjamin kualitasnya.
Ketiga, bantuan kepada masyarakat di wilayah 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal). Salah satu kegiatan prioritasnya adalah pembangunan sarana MCK.
Keempat, pemberian beasiswa melalui Program Be-ASR. Selain pemberian beasiswa, juga akan dilakukan pendampingan terkait permasalahan-permasalahan akademik. Sebab, banyak di antara masyarakat yang memiliki kemampuan finansial dan akademik yang bagus, namun kemudian
terancam gagal dalam pendidikannya. Pendampingan inilah yang diharapkan dapat mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi pelajar dan mahasiswa.
Selain program kerja 100 hari, dalam rakerprov juga ditekankan pentingnya melakukan konsolidasi ke daerah-daerah dengan menguatkan dewan pimpinan cabang (DPC) maupun membentuk kepengurusan DPC yang belum terbentuk.
Lebih jauh dari itu, HKTI Sultra juga berupaya mengubah mindset petani yang selama ini hanya menanam, memetik, dan menjual. Ke depannya, pola ini akan dilengkapi dengan menanam, memetik, mengolah, dan menjual.
“Dengan adanya upaya pengolahan, maka ini akan meningkatkan nilai jual produk-produk pertanian dan pada gilirannya petani bisa hidup layak. Petani menjadi profesi yang menjanjikan.
petani menjadi profesi,” kata Ketua HKTI Sultra.
Upaya untuk menjadikan petani menjadi pekerjaan yang menjanjikan, perlu upaya pembelajaran melalui lahan-lahan percontohan dengan konsep pertanian terintegrasi.Dalam pembukaan rakerprov tersebut, Ketua HKTI Sultra juga memberikan bantuan seragam
kepada 4.000 anak sekolah, yang penyerahannya dilakukan secara simbolis.
DPD HKTI Sultra
Prof. Dr. H. Aris Badara, M.Hum.
Wakil Ketua Bidang Informasi, Komunikasi dan Media