Sudah Tidak Dapat Bayar Utang Luar Negeri, Sri Lanka Dilanda Krisis dan Bangkrut

105

KENDARIEKSPRES.COM – Sri Lanka menghadapi kekurangan devisa terburuk sepanjang masa. Pemerintah tidak mampu membiayai bahkan impor bahan paling penting seperti makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.

Melansir dari Kompas.com, Negara berpenduduk 22 juta orang itu mengalami kesulitan ekonomi yang parah selama berbulan-bulan.

Konsumen tidak dapat membeli bensin, solar, dan gas memasak, sementara makanan pokok dijatah. Sri Lanka juga menghadapi rekor inflasi dan pemadaman listrik harian yang panjang.

Pemerintah menutup kantor-kantor dan sekolah-sekolah pada Jumat (20/5/2022) karena kekurangan bensin melumpuhkan transportasi di seluruh negeri.

Akan tetapi, para pejabat mengatakan bahwa pemerintah berhasil mengumpulkan 53 juta dollar AS (Rp 776,92 miliar) yang diperlukan untuk membayar pengiriman bensin yang tiba di pelabuhan Colombo minggu ini.

Pom bensin eceran bisa mendapat pasokan BBM selama akhir pekan ini, kata para pejabat.

Bank Sentral Sri Lanka pada Kamis (19/5/2022) mengumumkan, mereka tidak akan dapat melanjutkan pembayaran utang luar negeri setidaknya selama enam bulan sampai utang luar negeri negara sebesar 51 miliar dollar AS (Rp 747,75 triliun)-nya direstrukturisasi

Komentar Pembaca